Tidak kalah seru dengan siswa lainnya, siswa kelas 4 dan 6 juga melakukan kegitan fieldtrip bersamaan dengan siswa kelas 5 yang melaksanakan manasik haji yaitu hari Selasa tanggal 10 Maret 2020. Fieldtrip yang dilaksananakan sekali dalam setahun ini merupakan momen yang ditunggu siswa-siswi MIM Kauman. Bagaimana tidak, mereka perlu merefres otak setelah melaksanakan PHB ( Penilaian Harian Bersama ). Dan untuk kesempatan ini siswa kelas 4 dan 6 memilih wisata yang bertemakan sejarah. Museum Mandala Bhakti dan Lawang sewu Semarang menjadi destinasi wisata pilihan untuk 2 rombongan ini.
Museum Mandala Bhakti ini merupakan museum perjuangan TNI yang terletak di Jalan Soegijapranata No. 1 tepat berhadapan dengan monumen Tugu Muda. Di ruangan pertama, kelas 4 dan 6 dihadapkan pada ruangan penerimaan. Di sini ruangan berlukiskan pemandangan yang sangat indah. Setelah ada sedikit pengarahan dari Tim Museum, mereka diajak ke lantai dua. Dilantai dua inilah ruangan inti dari museum mandala bhakti. Disini terdapat lukisan perjalanan pangeran Diponegoro dari bayi hingga dewasa.
Setelah berfoto- foto diruangan ini, siswa-siswi diajak menelusuri lorong gua yang menuju tempat pertunjukan film 3D. Film yang mencceritakan kisah perjuangan Pangeran Diponegoro
Dan perjalanan selanjutnya, siswa-siswi dihadapkan pada benda-benda sejarah peninggalan di masa perjuangan pangeran Diponegoro mulai dari replika tempat sholat, meja kursi tamu, senjata, baju dan lain sebagainya.
Sekitar dua jam siswa-siswi kelas 4 dan 6 belajar sejarah di Museum Mandala Bhakti ini, mereka kemudian istirahat sejenak untuk makan dan sholat. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Lawang sewu.
Lokasi Lawang sewu masih dalam satu komplek dengan Museum Mandala Bhakti. Dengan armada travel dari pihak museum, rombongan diantar dengan sangat ramah oleh petugas.
Di Lawang sewu inilah siswa-siswi kembali untuk belajar sejarah. Yaitu untuk mengetui sejarah perkeretaapian yang di bangun Belanda di Indonesia. Awalnya dipakai sebagai kantor pusat perusahaan kereta api regional wilayah Jawa Tengah yang dikelola oleh Belanda, Namun setelah Jepang berkuasa di Indonesia, gedung ini pun diambil alih dan ruang bawah tanahnya dijadikan sebagai saluran pembuangan air dan juga ruang tahanan sekaligus penyiksaan. Setelah Indonesia merdeka hingga tahun 1994, tempat ini sempat berubah fungsi menjadi kantor Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Sempat juga digunakan sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Lawang Sewu sekarang dijadikan sebagai objek wisata budaya
Lawang sewu terdiri dari beberapa gedung. Dan terdiri dari 3 lantai yang mempunyai fungsi masing- masing. Sedangkan area bawah sudah ditutup. Berikut beberapa dokumentasinya :