Isra Mikraj (bahasa Arab: الإسراء والمعراج, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah bagian kedua dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.A.W dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah dia mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Beberapa penggambaran tentang kejadian ini dapat dilihat di surah ke-17 di Al-Quran, yaitu Surah Al-Isra.
Kejadian Isra Mikraj
Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi[Al-Mawdudi, 1999. Quranic Suras Information, Dar el Hadith] dan mayoritas ulama,[Abu Majdi Haraki, 2007. Misteri Isra Mi’raj, h. 206. Jogjakarta: DIVA Press] Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri[Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman. Ar-Rahiq al-Makhtum] menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab, dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mikraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.
Dalam rangka memperingati hari libur Isra Mikraj, anak-anak peserta didik mengadakan kegiatan kajian hikmah Isra’ Mikraj dengan mengundang muballigh Ustadz Khusnan Mastur yang memaparkan tentang pentingnya menjaga Ibadah Shalat Fardhu yang perintahnya diterima oleh Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa tersebut.
Kegiatan yang bertempat di Masjid Sabilurrahman, Kauman tersebut berjalan dengan khidmat dari pukul 08.00 sampai pukul 09.00 WIB.
Artikel selanjutnya tentang Israk Mikraj dapat dibaca di situs wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Isra_Mikraj